Jumat, 25 Oktober 2019

Filsafat Pendidikan

MATKUL     : FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN
Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari tentang fenomena yang terjadi pada kehidupan nyata yang bisa dihubungkan dengan pemikiran manusia dan dipadukan secara kritis. Maksud dari kritis sendiri adalah dimana manusia cenderung menggunakan akal, dan manusia berupaya mempertanyakan lebih dalam bagaimana suatu fenomena yang terjadi bisa dipahami dan diterima oleh manusia didalam kehidupan nyata.Filsafat itu sendiri mempelajari bagaimana suatu fenomena yang terjadi di dalam kehidupan bila di hubungkan dengan akal, hendaklah selalu mengikuti kemauan dalam pikiran sehingga bisa diterima ataupun tidak.
Bidang kajian filsafat terdapat tiga hal yaitu, Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
1. Ontologi Menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani yaitu on/ontos artinya ada dan logos yang artinya ilmu sedangkan munurut  istilah filsafat yang mempelajari tentang suatu realitas atau kenyataan yang ada. Dapat simpulkan bahwa ontologi  merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada, membahas tentang segala sesuatu yang jelas adanya. Misalnya, ada individu, ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk kosmologi dan metafisika dan ada sesudah kematian maupun sumber segala yang ada.
2. Epistemologi secara etimologi,  kata epistemologi merupakan gabungan dua kata Yunani yaitu episteme dan logos. Episteme yang artinya  pengetahuan sedangkan logos berarti teori sedangkan secara bahasa epistemologi merupakan filsafat yang mempelajari tentang suatu proses bagaimana kita mendapatkan sebuah ilmu atau pengetahuan itu sendiri. Epistemologi atau sering juga disebut dengan teori pengetahuan, membahas dan menyelidiki asal-usul, susunan, metode-metode, dan sah nya pengetahuan yang di dalamnya terdapat berbagai macam metode, seperti metode induktif, deduktif, positivisme, kontemplatif, dan dialektis. Kemudian ada aliran dalam epistemologi yaitu aliran rasionalisme dan aliran empirisme yang keduanya memiliki ciri khas tersendiri yang saling bertolak belakang.
3. Aksiologi menurut kamus Filsafat, aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Axios artinya layak, pantas dan logos artinya ilmu  juga memiliki arti yang berbeda yang dimana bidang kajian filsafat yang mempelajari ilmu pengetahuan yang diperoleh dan selanjutnya aksiologisi tentang nilai yang mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Objek yang dibahas dalam aksiologi adalah tentang masalah nilai-nilai termasuk nilai tinggi dari tuhan. Misalnya, nilai moral, nilai agama, nilai keindahan.
Aliran-aliran di dalam filsafat  mempunyai delapan aliran yaitu:
Aliran rasionalisme : aliran yang menggunakan akal untuk mengukur pengetahuan belaka bukan berdasarkan pengalaman.
Aliran empirisme : filsafat beranggapan bahwa semua pengetahuan didapatkan dari pengalaman.
Aliran materialisme : sebuah  pemahaman dalam filsafat yang menyatakan hal yang dapat dilakukan dengan menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam).
Aliran kritisme : filsafat yang menyelidiki kemampuan rasio dan batasnya.
Aliran idealisme : aliran yang menekankan pada akal sebagai hal yang penting dari materi.
Aliran positivisme : mengemukakan bahwa didalam pengetahuan tidak boleh melebihi fakta-fakta faktual tanpa menyelidiki fakta-fakta tersebut.
Aliran pragmatisme : merupakan aliran yang membawa sifat praktis yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.
Aliran sekulerisme : merupakan sistem filsafat yang bertujuan memberi interpretasi atau pengertian terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci. Sekularisme sebagai suatu sistem etika yang di dasarkan atas prinsip-prinsip moralitas, alamiah, bebas dari agama wahyu dan spiritual.
Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan mengkritisi dan menelaah terhadap metode yang digunakan tentang pendapat ilmiah yang dapat memahami segala sesuatu dalam ilmu yang merupakan bagian dari pengetahuan yang lebih rinci meneliti mengenai hakikat ilmu yang mencari kejelesan mengenai dasar-dasar konsep mengenai ilmu dan beruapaya untuk membuka dasar-dasar kerasionalan dan kepragmatisan.
 Dimensi-dimensi filsafat ilmu mencakup dua dimensi yaitu:
Dimensi ontologi : dimana dimensi ini  mempelajari btentang sesuatu yang ada, dan didalam dimensi ontologi dibagi beberapa bagian yaitu aliran monoisme, dualisme, pluralisme, nihilisme serta agnositisme.
A. Monoisme adalah suatu pendapat atau kepahaman yang  menganggap bahwa pada setiap  hakikat yang asal usulnya dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa ruhani. Tetapi aliran monoisme pun terbagi menjadi dua, yaitu:
1.      Aliran Materialisme (Naturalisme)
Aliran ini yang  menganggap bahwa sumber yang asal itu materi, bukan rohani. Menurutnya zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya cara tertentu.
2.      Aliran Idealisme (Supranaturalisme)
Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka raga mini berasal dari ruh, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah salah satu bentuk dari penjelmaan ruhani
B. Agnositisme adalah aliran yang menganut paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api, dan sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manusia sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh pikirannya.
C.Dualisme adanya Aliran dualism adalah aliran yang mencoba memadukan dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi atau ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karna adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karna materi. Akan tetapi, dalam perkembangan yang kemudian aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut. Memandang bahwa alam terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya. Aliran dualisme merupakan paham aliran yang serba dua, yaitu antara materi dan bentuk. Menurut paham dualisme, didalam dunia ini selalu dihadapkan kepada dua pengertian, yaitu ‘yang ada sebagai potensi’ dan ‘yang ada sebagai terwujud’. Keduanya adalah sebutan yang melambangkan materi dan juga bentuk.
D. Pluralisme berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu nyata adanya. Pluralisme sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas.
E. Nihilisme menyatakan bahwa di dunia sudah sangat terbuka untuk mengekspresikan kebebasan dan kreativitas manusia yang dimana aliran ini tidak mengakui validitas alternative positif. Dalam pandangan nikhilisme, Tuhan bukan lagi i. Manusia bebas berkehendak dan berkreativitas.
Dimensi epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Yang dapat juga diartikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode, dan syahnya suatu pengetahuan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan suatu potensi demi mendapatkan pengetahuan. Epistemologi meliputi sumber, sarana, dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Perbedaaan mengenai pilihan landasan ontologi akan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal, budi, pengalaman, atau kombinasi antara akal budi dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dengan epistemologis, sehingga dikenal dengan adanya model-model epistemologis  seperti rasionalisme, empirisme, kritisisme, atau rasionalis kritis, postitivisme, fenomenologis, dengan berbagai variasinya. Secara garis besar, terdapat dua aliran pokok dalam dimensi Epistemologi. Kedua aliran tersebut adalah aliran rasionalisme dan empirisme, dari kedua aliran ini kemudian lahirlah aliralisme yang lainya, seperti rasionalis kritisme, fenomenalisme, instuisionisme, positivisme. Rasionalisme adalah suatu aliran yang pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal atau ide sebagai bagian yang sangat menentukan hasil keputusan atau dalam suatu pemikiran.
x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar